Postingan

Bunga Rampai, Siapa Thom Beanal Bagi Bangsa Papua?

Gambar
  “Perjuangan Damai Harus Selalu Menjadi Pengangan” (Thom Beanal) Oleh, Mikael H. Aud Bunga Rampai, ini kami menyadur dari berbagai tulisan yang mewarnai kepiluahan atas kepergian Bapak Thom Beanal. Kami mengutip langsung 11 tulisan sebagai suatu jalan sejarah yang telah diperjuangkan oleh Thom bersama kawan seperjuangannya. Paling kurang akan diberikan suatu gambaran mengenai perjuangannya di jalan pembebasan bangsa Papua dari penjajahan NKRI dalam kurung waktu 1996-2006. Dan itu merupakan pandangan langsung terhadap siapa Thom Beanal bagi Bangsa Papua?. Kemudian di akhir tulisan ini akan ditutup dengan suatu saduran riwayat hidup Thom dari pengakuan orang dekat yang mengenalnya maupun tulisan dari Dr. Agus A. Alua yang adalah Sekretaris Jendral Presidium Dewan Papua.  Selamat membaca tulisan kecil ini. Semoga jiwa peruangannya menggenangi di hari keperiannya untuk kita semua yang sedang berduka piluh. Dan agar mengingatkan kita bahwa, perjuangan yang telah dirintisnya adalah awal da

Perang Dunia III : NKRI dan West Papua

Gambar
    (Deteksi Ekspolitasi SDA atau Merdeka dalam Hukum Humaniter )   Oleh, Mikael H. Aud Kenapa   TNI/POLRI dan WPA OPM/TPNPB Berperang? “ Saya melihat kedua bela pihak mengunakan kekerasan (TNI/POLRI dan TPNPB/OPM). Boleh dikatakan saat ini ada perang._Dunia tahu, saat ini perang terjadi antara Ukraina dan Rusia, tapi dunia tidak tahu bahwa di Papua ini juga ada perang. Bahkan Hampir setiap hari kita baca di surat kabar regional mengenai korban-korban yang berjatuhan ” (Kata seorang misionaris katolik asal Belanda, Prof. Nico Syukur Dister dalam unggahan video berdurasi 5 menit 35 detik). Katakanlah 60 tahun lamanya gejolak kontak senjata atau perang gerilya antara Papua dan Indonesia ini berlangsung massif. Hingga penyelesaian pun menemui jalan buntut. Karena akar persoalan terus-menerus dimanipulasi oleh pihak penjajah, yakni Indonesia dan Amerika. Dan akar persoalan itu adalah jawaban bagi kenapa TNI/POLRI dan OPM/TPNPB berperang sampai saat ini?. Hendaknya menurut hemat

Nota Pembelaan (PLEIDOI) VIKTOR YEIMO

Gambar
  (Peradilan   Abepura)   ATAS NAMA TERDAKWA   VIKTOR FREDERIK YEIMO   Nomor: 376/Pid.B./2021/PN Jap., di Pengadilan Negeri Jayapura.     Majelis Hakim yang Mulia,   Jaksa Penuntut Umum yang terhormat   Penasehat Hukum dan hadirin dan rakyat Papua yang saya hormati   Syukur bagi Tuhan dan salam sejahtera untuk kita semua. Sebagai terdakwa dalam kasus ini, saya menghadapi tuduhan makar dan penghasutan atas tindakan melawan rasisme pada tanggal 19 Agustus 2019. Dalam perkara ini, saya menjalani proses hukum yang begitu lama sejak ditangkap pada 9 Mei 2021. Saya diisolasi, sakit dan menjalani perawatan di Rumah Sakit di bawah tekanan aparat. Saya dijaga 1x24 jam di bawah todongan senjata. Dalam represi psikologi, saya jalani semuanya dengan keteguhan iman dan keyakinan saya pada perjuangan melawan ketidakadilan dan diskriminasi rasial terhadap bangsa saya, bangsa Papua . Suatu ketika, saya keluar di halaman Rumah Sakit untuk sekedar melihat luasnya semest

Seputar Universitas Katolik di Tanah Papua

Gambar
  ( Selasa 22/23 Mei 2023 Fak-Fak Oleh, Mikael H. Aud Wacana tentang hadirnya universitas Katolik di Tanah Papua “mungkin” para agamawan Katolik sudah pernah mendiskusikannya. Persis kapan itu tentulah datanya tidak tersedia. Namun yang pasti adalah   pada tanggal 23 Mei 2023 akan diumukan secara resmi oleh para uskup seregio Papua di Fak-Fak. Sebagaimana yang dituliskan oleh sekretraris Tim Dapur Harapan (Soleman Itlay) sebagai berikut:   “ Para Uskup Regio Papua sudah sepakat untuk selain mengumumkan Hari Misi Katolik di Tanah Papua, agenda lain yang mereka usul adalah Launching Universitas Katolik di Tanah Papua di Fak-Fak. Nama Universitas Katolik tersebut bisa saja dijadikan Universitas Katolik Cornelis Le Cocq d’Armandville atau apa–nanti akan ada jalan keluar. ” Tim Dapur Harapan Sejak tahun 2022 awal (6 Januari) dibentuklah Tim Dapur Harapan. Tim ini konsolidasikan persoalan sejarah Katolik, terutama tanggal masuk misionaris di Tanah Papua. Karena selama bertahun-tahun

Edisi 5/5 Mengenang Agus A. Alua : Alter-Kristus Pejuang Papua

Gambar
  Mengenang Agus A. Alua : Alter-Kristus Pejuang Papua (Pembebasan Harus Kena Konteks Bukan Kena Kosong: Arti pembebasan Antropologis, Spritual (iman) dan Politis)   Oleh, Mikael H. Aud Agus A. Alua   tokoh patriot tercinta pejuang pembebasan Papua   yang meninggal secara misterius di bumi Papua pada Kamis, 7 April 2011 silam. Tepat Jumat Agung (7 April 2023) hari pengenangan kematian Yesus Kristus di dunia, saat yang bersamaan di bumi Papua bersama manusia, alam semesta, leluhur dan Tuhan akan menggenang juga kepergiaan Alua. Tokoh asal Papua yang namanya tidak dimakan waktu apalagi di denyut perjuanagan pembebasan Papua. Dia adalah salah satu tokoh dari ribuan tokoh pejuang   yang kritis, cemerlang, vocal yang selalu berpihak pada rakyat/umat melalui karya, dedikasi, gagasan, perlawanan, keputusan, tanpa harus tunduk pada peguasa penjajah. Dalam berbagai buku yang ditulisnya dan dari pengakuan banyak orang bahwa Alua terkenal dengan gagasan “harus kena konteks bukan ken

JOKOWI HIANATI DAN SALIBKAN LUKAS ENEMBE

Gambar
  Oleh: Benyamin Lagowan   PENGANTAR Saat ini Juru bicar Petisi Rakyat Papua (PRP), Victor Yeimo disalib karena memikul beban, masalah dan dosa ribuan orang Papua yang turun mengamuk se Papua tahun 2019 karena disamakan dengan monyet. Maka sama dengan pernyataannya agar Lukas Enembe disalibkan, sekarang mereka berdua sedang dan telah tersalib seperti Yesus yang tersalib hari ini karena memikul dosa-dosa kita di momen paskah ini. Mereka disalibkan oleh rezim Herodes Jokowi dan kroninya. Penangkapan dan penahanan Gubernur Papua, Lukas Enembe masih menjadi kontroversi hingga saat ini. Banyak pihak menilai ada keanehan dibalik ditangkapnya LE pada awal tahun 2023 lalu. Spekulasi demi spekulasi pun muncul bahwa terdapat permainan dibalik penahanannya   berkaitan dengan politik “sprindik” ala partai penguasa menjelang Pemilu 2024 yang kian mendekat. Ada dugaan ia menjadi tumbal dari kompetisi elit partai politik nasional di pusat (PDIP cs versus Demokrat cs). Meski terd