Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2023

Edisi 5/5 Mengenang Agus A. Alua : Alter-Kristus Pejuang Papua

Gambar
  Mengenang Agus A. Alua : Alter-Kristus Pejuang Papua (Pembebasan Harus Kena Konteks Bukan Kena Kosong: Arti pembebasan Antropologis, Spritual (iman) dan Politis)   Oleh, Mikael H. Aud Agus A. Alua   tokoh patriot tercinta pejuang pembebasan Papua   yang meninggal secara misterius di bumi Papua pada Kamis, 7 April 2011 silam. Tepat Jumat Agung (7 April 2023) hari pengenangan kematian Yesus Kristus di dunia, saat yang bersamaan di bumi Papua bersama manusia, alam semesta, leluhur dan Tuhan akan menggenang juga kepergiaan Alua. Tokoh asal Papua yang namanya tidak dimakan waktu apalagi di denyut perjuanagan pembebasan Papua. Dia adalah salah satu tokoh dari ribuan tokoh pejuang   yang kritis, cemerlang, vocal yang selalu berpihak pada rakyat/umat melalui karya, dedikasi, gagasan, perlawanan, keputusan, tanpa harus tunduk pada peguasa penjajah. Dalam berbagai buku yang ditulisnya dan dari pengakuan banyak orang bahwa Alua terkenal dengan gagasan “harus kena konteks bukan ken

JOKOWI HIANATI DAN SALIBKAN LUKAS ENEMBE

Gambar
  Oleh: Benyamin Lagowan   PENGANTAR Saat ini Juru bicar Petisi Rakyat Papua (PRP), Victor Yeimo disalib karena memikul beban, masalah dan dosa ribuan orang Papua yang turun mengamuk se Papua tahun 2019 karena disamakan dengan monyet. Maka sama dengan pernyataannya agar Lukas Enembe disalibkan, sekarang mereka berdua sedang dan telah tersalib seperti Yesus yang tersalib hari ini karena memikul dosa-dosa kita di momen paskah ini. Mereka disalibkan oleh rezim Herodes Jokowi dan kroninya. Penangkapan dan penahanan Gubernur Papua, Lukas Enembe masih menjadi kontroversi hingga saat ini. Banyak pihak menilai ada keanehan dibalik ditangkapnya LE pada awal tahun 2023 lalu. Spekulasi demi spekulasi pun muncul bahwa terdapat permainan dibalik penahanannya   berkaitan dengan politik “sprindik” ala partai penguasa menjelang Pemilu 2024 yang kian mendekat. Ada dugaan ia menjadi tumbal dari kompetisi elit partai politik nasional di pusat (PDIP cs versus Demokrat cs). Meski terd

Agus A. Alua: Harus Kena Konteks Bukan Kena Kosong! Edisi 1/3

Gambar
( Pembebasan Dalam Arti Antropologi, Iman dan Politik)   Oleh, Mikael H. Aud Agus: Kematian Misterius Desas-desus kematian Agus A. Alua menjelang Paskah 7 April 2011 silam sungguh misterius. Saat gencarnya penolakan kegagalan Otsus dan permintaan referendum yang dilakukan melalui Mubes MRP yang diketuai olehnya, beliau meninggal mendadak. Sekan-akan rakyat Papua apalagi keluarganya diulagi mimpi buruk dalam kejahatan bertubi-tubi di atas penderitaan, penjajahan, pembunuhan yang dilakukan oleh NKRI dari tahun 1961. Bukan tidak mungkin NKRI adalah neoklonilisme atheis (tidak bertuhan) di wajah dunia yang mempraktetakan sistem barbarisme di Papua. Demi eksploitasi sumber daya alam, migrasi dan investasi di Papua yang disebut nan “surga kecil” yang jatuh ke bumi penuh susu, madu, emas, tembaga, thorium, nikel, kombat, kelapa sawit, migas, ikan-udang, dan lain sebagainya. Tampaknya NKRI merasa bahwa nyawa orang Papua dan sumber daya alamnya sudah dibeli melalui Otsus yang isinya han

Edis 1/5 Paskah Sebagai Anemnese Pebebasan

Gambar
  * Pendekatan Teologi Pembebasan * Oleh Mikael H. Aud Prolog Paskah sudah menjadi rahasia umum dalam tradisi orang Yahudi dan orang Kristen (Katolik). Perayaan pesta Paskah Yahudi (Hag ha-pesakh) biasanya jatuh pada musim semi bulan Maret-April, masa ketika bunga bermekaran, yakni pada tanggal 14 Nisan di saat bulan purnama atau berselang 1-2 hari sesudah bulan purnama. Biasanya setelah perayaan Paskah disusul dengan perayaan Roti tidak beragi. Tradisi Paskah ditandai dengan masing-masing kepala keluarga membunuh seekor domba jantan yang berumur setahun pada hari ke sepuluh bulan. Paskah   Yahudi ini dirayakan dengan motivasi membarui sikap dan pengucapan syukur dengan sukacita atas kebebasan dari perbudakan di Mesir. Sedangkan biasanya gereja Kristen (Katolik) merayakan di   setiap tahun dalam bulan (Maret atau April). Sebagaimana pada tahun (2023) paskah tepat dirayakan pada bulan April. Tiba pada hari rayanya dimasuki dengan Minggu Palma pada tanggal 3-sebagai hari pering

Edisi 4/5 Alter-Kristus Pejuang Pembebasan Papua

Gambar
  ( Mengenang Para Pejuang Pebebasan Politik Papua )   Oleh, Mikael H. Aud Yesus Kristus adalah Sang Pejuang pembebasan dunia sejati. Dia sungguh Allah dan sungguh Manusia yang bersolidaritas secara kongrit dalam penderitaan manusia melalui karya, salib, wafat dan kebangkitan-Nya. Dia tidak berdiri netral alias abu-abu, tetapi keberpeihakan-Nya jelas, adalah kepada kaum tertindas, kaum termarginal, kaum miskin, tersingkir dalam sosial politik, sosial kemasyerakatan, dan sosial agama. Mereka yang mengikuti Dia dan memperjuangan nilai yang sama   adalah alta est ego Kristus (sahabat Kristus) sejati_yang tidak sebatas   menjadi seorang gembala mimbar, gembala cerama, ataupun imam dan raja yang makan tidur di atas kemegahan penderitaan umat. Atau berkotbah dari istana berbauh elitis kepada rakyat kecil tertidas tentang surga, kebahagiaan, cinta kasih, lantas sama hasilnya nihil. Tetapi Alter-Kristus yang sejati yang megwujudkan Kristus kepada yang lain dalam penderitaan, penindas

TEORI SOSIALISME MELANESIA

Gambar
Oleh: Dr. Ibrahim Peyon 1. Pengantar Banyak ilmuwan barat termasuk antropolog telah mengembangkan berbagai teori dari perperspektif mereka. Apakah teori yang dibangun dibalik meja dari laporan misionaris dan penyelajah, maupun teori yang dibangun berdasarkan fieldwork di suatu masyarakat tertentu atau studi komparatif. Kebanyak teori-teori klasik pada abad ke-17 hingga awal abad ke-19 lebih banyak mendeskripsi dari pandangan etik, maka pandangan emik kurang diperhatikan. Pengaruh teori-teori ini masih sangat kuat sampai sekarang, maka para sarjana atau intelektual dari dunia ketiga dan masyarakat adat masih tetap menerima teori-teori sebagai kebenaran tunggal. Meskipun akhir abad 19 telah muncul teori-teori pascakolonial dan teori-teori feminis sebagai anti tesis dari teori-teori arus utama di atas. Pada awal tahun 200-an telah muncul lagi sebuah gerakan baru oleh para intelektual pribumi yang bertujuan untuk membangun kembali epistemologi, teori dan metodologi dari perspektif masyarak