Jangan menjadi Anggota Group Panduan Suara Herodes

 


Oleh, Markus Haluk 

Pada Mei 1976, Pdt. Don Richardshon di Wamena dalam semimar yang selenggarakan oleh KNPI menyampaikan “ Bahaya Kehabisan Kaum Primitif Dari Muka Bumi”.

Dalam ulasannya orang Lapago dan Mepago (yang masih mengenakan Koteka dan cawat) adalah manusia di jaman modern ini yang tersisa, yang perlu dilindungi dan selamatkan dari ancaman kepunahan.

Dalam materi yang sama juga ia mempridiksi 50 tahun yang akan datang dari tahun 1976, orang Hubula, Walak, Lani, Nduga, Yali dan sekitarnya akan menuju Genosida.

Tahun 1977-1978 terjadi Operasi Militer besar ditengah orang Hubula, Lani, Walak, Yali, Nduga hingga Damal, Amungme dan berakhir di suku Mee. Dalam peristiwa operasi ini bukan hanya terjadi pembunuhan menuju pada proses *genosida* tetapi juga terjadi proses *etnosida* ditengah suku-suku tadi.

Tahun 2013 AHRC, salah satu Kantor perwakilan Dewan HAM PBB di Bangkok merilis Laporan bahwa peristiwa tahun 1977 sebagai Proses *Genosida* yang tersembunyi.

Pada 20 tahun terkahir ini bukan hanya terjadi proses Genosida dan Etnosida saja tetapi sedang terjadi secara masif dan sistematis proses *Ekosida* . Semakin maraknya pemekaran Kabupaten, Provinsi disertai pembangunan perkantoran dan perumahan sipil militer, HPH, pertambangan hutan, alam Papua yang menjadi warisan dunia yang memberikan kehidupan kepada Dunia mengalami ancaman serius.

Apakah masalah macam ini juga menjadi perhatian anak Hubula, Lani, Walak, Yali, Nduga, Amungme, Damal, Migani, Mee dan Papua lainnya yang pasang gelar tinggi-tinggi muka belakang, mengaku diri sarja, intelektual? Apakah masalah macam ini menjadi perhatian para *hamba Tuhan, para Uskup, Pastor, Pdt, Ketua2 Sinode, Klasis* atau Anda menjadi koor panduan suara penguasa, sang herodes, viraun yang hanya bicara manis bolak balik Wamena, Papua tetapi niat hatinya untuk menduduki dan membinasakanmu?

Bukalah Mata dan Hati Tuan Puan untuk tanah air, dusun, kali, gunung, dan sanak saudaramu.

Save Tanah, Save Mama Papua. Waaaa..waaaa..waaa..



Komentar

Harus Kena Konteks, Bukan Kena Kosong

JOKOWI HIANATI DAN SALIBKAN LUKAS ENEMBE

Perang Dunia III : NKRI dan West Papua

Edisi 5/5 Mengenang Agus A. Alua : Alter-Kristus Pejuang Papua